Jumat, 10 Desember 2010

Banjarnegara adalah kota kecil yang sedang berkembang, baik dari sisi ekonomi maupun infrastuktur. Untuk mendukung pekembangan Banjarnegara maka blog ini bercita-cita untuk dapat menjadi sarana informasi sekaligus promosi potensi-potensi yang ada di Banjarnegara.
Lambang Kabupaten Banjarnegara

SEJARAH BANJARNEGARA

Sejarah

Watulembu Dalam perang Diponegoro, R.Tumenggung Dipoyudo IV berjasa kepada pemerintah mataram, sehingga di usulkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono VII untuk di tetapkan menjadi bupati banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus 1831 nomor I, untuk mengisi jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus setatusnya yang berkedudukan di Banjarmangu dan dikenal dengan Banjarwatulembu. Usul tersebut disetujui.

Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyulitkan komunikasi dengan Kasunanan Surakarta. Kesulitan ini menjadi sangat dirasakan menjadi beban bagi bupati ketika beliau harus menghadiri Pasewakan Agung pada saat-saat tertentu di Kasultanan Surakarta. Untuk mengatasi masalah ini diputuskan untuk memindahkan ibukota kabupaten ke selatan Sungai Serayu.
Daerah Banjar (sekarang Kota Banjarnegara) menjadi pilihan untuk ditetapkan sebagai ibukota yang baru. Kondisi daerah yang baru ini merupakan persawahan yang luas dengan beberapa lereng yang curam. Di daerah persawahan (Banjar) inilah didirikan ibukota kabupaten (Negara) yang baru sehingga nama daerah ini menjadi Banjarnegara (Banjar : Sawah, Negara : Kota).

R.Tumenggung Dipoyuda menjabat Bupati sampai tahun 1846, kemudian diganti R. Adipati Dipodiningkrat, tahun 1878 pensiun. Penggantinya diambil dari luar Kabupaten Banjarnegara.
Gubermen (pemerintahan) mengangkat Mas Ngabehi Atmodipuro, patih Kabupaten Purworejo(Bangelan) I Gung Kalopaking di panjer (Kebumen) sebagai penggantinya dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung Jayanegara I. Beliau mendapat ganjaran pangkat "Adipati" dan tanda kehormatan "Bintang Mas"
Tahun 1896 beliau wafat diganti putranya Raden Mas Jayamisena, Wedana distrik Singomerto (Banjarnegara) dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung JayanegaraII.
Dari pemerintahan Belanda Raden Tumenggung Jayanegara II mendapat anugrah pangkat "Adipati Aria" Payung emas Bintang emas besar, Officer Oranye. Pada tahun 1927 beliau berhenti, pensiun. Penggantinya putra beliau Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro, yang juga mendapat anugrah sebutan Tumenggung Aria, beliau keturunan kanjeng R. Adipati Dipadingrat, berarti kabupaten kembali kepada keturunan para penguasa terdahulu. Diantara para Bupati Banjarnegara, Arya Sumitro Kolopaking yang menghayati 3 jaman, yaitu jaman Hindia Belanda, Jepang dan RI, dan menghayati serta menangani langsung Gelora Revolusi Nasional (1945 - 1949).
Ia mengalami sebutan "Gusti Kanjeng Bupati", lalu "Banjarnegara Ken Cho" dan berakhir "Bapak Bupati". Selanjutnya yang menjadi Bupati setelah Raden Aria Sumtro Kolopaking Purbonegoro ialah :
1. R. Sumitro, Tahun 1949 - 1959.
2. R. Mas Soedjirno, Tahun 1960 - 1967.
3. R. Soedibjo, Tahun 1967 - 1973.
4. Drs. Soewadji, Tahun 1973 - 1980.
5. Drs.H. Winarno Surya Adisubrata, Tahun 1980 - 1986.
6. H. Endro Soewarjo, Tahun 1986 - 1991.
7. Drs.H.Nurachmad, Tahun 1991 - 1996.
8. Drs.H.Nurachmad, tahun 1996 - 2001.

9. Drs.Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup : Drs. Hadi Supeno, Msi, tahun 2001-2006

10. Drs.Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup : Drs. Soehardjo. MM, tahun 2006-20011

Sumber : HUMAS SETDA Banjarnegara

Selasa, 12 Mei 2009

Berkas:Locator kabupaten banjarnegara.gif
Peta lokasi Kabupaten Banjarnegara
Koordinat : -
Motto: Wani Memetri Rahayuning Praja
Provinsi Jawa Tengah
Ibu kota Banjarnegara
Luas 1.096,74 km²
Penduduk
· Jumlah 885.000 (2003)
· Kepadatan 807 jiwa/km²
Pembagian administratif
· Kecamatan 18
· Desa/kelurahan -
Dasar hukum UU No. 13/1950
Tanggal -
Hari jadi {{{hari jadi}}}
Bupati H. Djasri (2001-sekarang)
Kode area telepon 0286